Aktivitas masyarakat kawasan pantai Nampu cukup beraneka ragam. Sebagai daerah agraris masyarakat setempat memiliki mata pencaharian menjadi petani. Meskipun demikian sebagai masyarakat pantai warga setempat memiliki aktivitas lain dalam hal mencari nafkah yang diantaranya adalah memancing, menangkap lobster, dan mencari nira kelapa untuk pembuatan gula merah.
Gula kelapa merupakan komoditas penting bagi masyarakat pantai nampu. Hampir semua warga setempat yang bejumlah 66 rumah, menggantungkan hidupnya dari memproduksi gula kelapa atau gula Jawa. Cara pembuatan gula Jawa diawali dengan nderes yaitu memotong bunga kelapa dan mengambil airnya yang menetes dengan cara memasang tempurung kelapa atau ember kecil. Meski produksi gula cukup baik, namun kendala yang dihadapi oleh masyarakat setempat adalah harga gula yang cukup murah yang dibeli oleh para tengkulak.
Secara tradisional masyarakat setempat masih mengkonsumsi nasi tiwul, yaitu nasi yang dibuat dengan cara menumbuk singkong yang telah dikeringkan atau biasa disebut dengan nama gaplek. Suara alu dan lesung yaitu alat yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk menumbuk gaplek, cukup terdengar riuh menghiasi suara perkampungan kecil yang cukup asri itu.
Masyarakat setempat juga masih memiliki kebiasaan yang unik. Antara tetangga yang satu dengan tetangga yang lainnya masih bahu membahu dalam hal kerukunan. Ketika ada masyarakat setempat memiliki acara, maka tetangga-tetangga mereka akan berbondong-bondong untuk membantu.
Selain memancing, membuat gula, dan menumbuk gaplek, masyarakat setempat juga memiliki aktivitas yang unik yaitu menggembala sapi. Hampir setiap rumah memiliki sapi yang sebagian besar dikandangkan. Meskipun demikian, tidak jarang ketika orang main ke desa atau di pinggir pantai Nampu, akan menjumpai serombongan sapi yang digembalakan. Biasanya masyarakat memberi makan ternak yang berupa sapi dengan cara menyabit rumput dengan membawa krenjang, yaitu keranjang dengan ukuran besar yang terbuat dari bambu.
0 comments:
Post a Comment